Tingkatkan
Kompetensi Guru Bahasa Inggris Kalbar melalui Pendidikan S2
oleh:
DR.
Y. GATOT SUTAPA
(gatot_fkip@yahoo.co.id)
Pendidikan
magister Bahasa Inggris FKIP UNTAN merupakan pendidikan berkelanjutan yang
diarahkan untuk pemantapan kompetensi, up date pengetahuan, pengembangan
keterampilan dan penerapan keahlian kebahasaan yang mengintegrasian kompetensi
modern TEFL methodologies dengan performansi soft skill yang
konstruktif-kontekstual. Sistem dan penyelenggaraan pendidikan profesional ini
mengacu pada kurikulum nasional yang berdimensi global dan berimplikasi lokal. Dalam
orientasi kekinian, kurikulum Magister Pendidikan Bahasa Inggris S2 ini
juga selalu dipersiapkan dan disesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta tuntutan masyarakat pemakai
jasa yang relevan.
Sejalan
dengan orientasi go public program S2 ini, konferensi-konferensi kebahasaan
yang bersifat internasional dihadirkan dengan melibatkan mahasiswa secara penuh
guna menyediakan pajanan yang terprogram. Konferensi Internasional English Teaching Material kerjasama dengan
ELTEAM telah digelar di UNTAN Pontianak untuk yang pertama kalinya dengan
dihadiri oleh nara sumber dan peserta dengan latar belakang dosen, penulis buku,
mahasiswa, dan lembaga-lembaga kebahasaan dari
universitas ternama: Amerika, Inggris, Malaysia, Australia, dan
Indonesia sendiri (Jakarta, Jogjakarta, Pekalongan, Malang, Pontianak, dan
bahkan Papua). Komitmen ini terus berlanjut bahwa pada bulan 16 Maret 2013
dengan tetap bergandengan dengan ELTEAM juga
diselenggarakan seminar internasional kebahasaan yang melibatkan
berbagai pihak terkait, termasuk policy makers di tingkat pemerintah Propinsi
dan kab/kota: Gubernur Kalbar, Walikota Pontianak. Bupate Kubu Raya, RELO USA,
Peneliti dari ISEAS Singapura, dan UPT Bahasa Untan hadir sebagai pembicaranya.
Semua ini dikerjakan untuk semakin memaknai pendidikan profesional magister
pendidikan bahasa Inggris FKIP UNTAN sebagai tempat yang tepat guna
meningkatkan kompetensi guru bahasa Inggris khas Kalbar berdimensi global.
Dengan
kesadaran bahwa Bahasa Inggris merupakan
bahasa komunikasi global yang berdimensi
ekonomis taktis dan bahasa yang digunakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, interaksi pendidikan dan
sosial tanpa batas maka logika pengembangan target capaian lulusan S2
Magister Pendidikan Bahasa Inggris diarahkan pada konsepsi dasar profesionalitas yang mampu menghantar
lulusannya memasuki era mondial sebagai guru model yang berpengetahuan, fasih-berketerampilan, dan
berperformansi soft skill yang integral.
Dengan demikian siswa sebagai subyek didik aktif dalam pembelajaran dikondisikan
untuk memiliki ruang dan sarana berkolaborasi dengan para gurunya guna
mengsinergikan potensi diri dalam
pembelajaran bahasa Inggris secara kontekstual dan komunikatif
berdasarkan asas language in use.
Kajian Mayor S2 Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untan
Dengan
didukung materi dosen yang memiliki latar belakang pendidikan S3 yang
menggeluti bidang pendidikan bahasa Inggris secara teoritis dan praktis baik
sebagai tenaga pengajar maupun peneliti, konsentrasi kurikulum program S2
pendidikan Bahasa Inggris FKIP Untan diarahkan pada:
Pertama,
pengembangan model pembelajaran TEFL yang terintegrasi dan disesuaikan dengan
kondisionalitas ke-Kalbar-an. Pada kajian mata kuliah ini, mahasiswa dipandu
untuk tidak sekedar memahami isyu-isyu
tentang TEFL Metodologies yang cenderung terus diperbaharui, tetapi juga mampu
meramu, mengembangkan, dan mensinergikan pembelajaran bahasa Inggris secara
kontekstual dan implementatif sesuai dengan tuntutan kekinian metode
pembelajaran yang terintegrasi dengan kemajuan IT dan selaras dengan kebutuhan sosial
ke-KALBAR-an yang melingkupinya. Termasuk di dalamnya, aspek silang
budaya/cross culture yang memuat nilai-nilai interaksional yang melekat pada
bahasa itu sendiri. Pada mata kuliah ini dikembangkan unsur-unsur
profesionalisme yang harus dikembangkan oleh guru bahasa Inggris sesuai dengan
tempat dan tingkat di mana mengajar agar mampu memadukan soft skill dengan
perfomansi personal guru sehingga sang guru akan lebih berkompeten tampil
dengan menarik, percaya diri, kolaboratif, dan tranformatif berbasis kearifan
lokal. Keterlibatan aktif tenaga dosen pengajar yang berkualifikasi S3 yang
melakukan penelitian di bidang ini secara ilmiah sudah dikonfirmasi sehingga
mata kuliah ini dikelola oleh dosen yang tepat, berpengalaman, dan teruji di
bidangnya untuk memberikan garansi capaian yang ditargetkan dalam kurikulum.
Kedua,
pengembangan model bahan ajar bahasa Inggris yang dikemas dengan berpijak pada
needs analysis subyek pendidikan. Needs
analysis terhadap kepentingan para subyek pendidikan yang melatarbelakangi
pengembangan bahan ajar bahasa Inggris yang dihadirkan di hadapan mahasiswa S2
merupakan sebuah konsep pengembangan bahan ajar yang terpadu dengan pendekatan
constructivism sebagai roh implementasi mekanik operasionalnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa dengan needs
analysis sebagai langkah awal pengembangan, tingkat relevansi materi ajar dan
sentuhan kearifan lokal dengan sendirinya akan diserap ke dalam proses
penyiapan, pengemasan, publikasi, presentasi, dan evaluasinya. Konsep relevansi dan kesinambungan bahan ajar
bahasa Inggris yang demikian mendorong keterampilan language in use menjadi
bagian inti yang secara konstruktif-kontekstual terus dikaji untuk menemukan
titik optimasi kegunaan yang terukur. Oleh karena itu, mata kuliah ini juga
diasuh oleh dosen yang memang menggeluti bidang kajian bahan ajar dan telah
berpengalaman meneliti di bidangnya pada jenjang kualifikasi S3 yang relevan.
Ketiga,
pengembangan konsep dan instrumen asesmen yang diselaraskan dengan konsep
otentisitas keterampilan kebahasaan. Konsep pengembangan evaluasi pada mata
kuliah TEFL assessment yang dihadirkan di hadapan mahasiswa S2 merupakan mata
kuliah integral yang memandang keterampilan berbahasa sebagai keterampilan
otektik yang melekat pada performansi personal subyek didik. Berdasar pada
pemahaman seperti ini, kajian pengembangan instrumen asesmen diarahkan ke bentuk dan jenis pengukuran otentik yang
relevan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Dengan demikian,
sebagai alat ukur, asesmen diharapkan mampu mengembankan konsep diri sebuah
subjek yang tidak hanya memberikan data otentik tingkat keberhasilan KBM yang
berlangsung, tetapi juga dapat menjadi umpan balik perbaikan dan pengembangan
KBM secara menyeluruh atas dasar standar kompetensi dan kompetensi dasar yang disinergingkan dengan taxonomy yang
diacu. Dosen pengasuh mata kuliah ini juga merupakan tenaga ahli yang memang
disiapkan untuk memberikan panduan dan transformasi pengetahuan tentang Evaluation
and TEFL assessment secara operasional dan konstruktif-kontekstual.
Berbasis
pada ketiga kajian mayor di atas, hendak diyatakan bahwa S2 pendidikan Bahasa
Inggris FKIP Untan tidak sekedar memberikan pengajaran sebagai sebuah konsep
yang mentradisi tetapi juga sebuah konsep konstruktif yang terus berkembang dan
dimaknai secara komprehensif-kontekstual sesuai dengan relevansi dan sinergi
kebutuhan yang melingkupinya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil lulusan
yang berterima secara profesional, S2 pendidikan bahasa Inggris tetap mengemas
kajian mayor tersebut dengan bingkai pengetahuan konseptual dan praktis yang
melekat pada beban standar Ilmu Linguistics sebagai pijakan hakekat pengajaran
yang utama. Dengan dibimbing oleh dosen yang ahli linguistics, profesionalisme
keterampilan tranformasi pembelajaran bahasa Inggris dikawal untuk tetap pada
koridor standar ilmu kebahasaan dan berkembang sesuai dengan kajian kontekstual
pragmatis serta sekaligus sesuai dengan hakekat kebahasaan yang berkembang
secara dinamis dalam ranah tutur dan tulisan. Selamat bergabung, dengan semboyan “Non
Scholae sed Vitae Discimus”, kita belajar dan membelajarkan bukan untuk nilai
semata, tetapi untuk bekal hidup.
Penulis:
Doktor Pendidikan Teknologi Kejuruan,
mendalami Vocasional English Teaching, dosen FKIP Untan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar